Ia Mengetik "Aku Kangen" Lalu Menghapusnya Seperti Dulu Ia Menghapusku
Di antara kabut pagi yang menggantung di Kota Terlarang mimpi, aku melihatmu. Bukan dirimu yang sekarang, tapi bayanganmu yang tertinggal di ingatan. Sosokmu melayang di atas danau buatan, secantik lukisan tinta yang belum selesai, senyummu adalah sepotong bulan yang hilang.
Jari-jariku menari di atas layar ponsel, mengetik tiga kata keramat itu: "Aku kangen." Kata-kata itu berlumuran kerinduan yang tak terucap, seberat ribuan lentera yang tak pernah diterbangkan. Tapi seperti dulu, seperti selalu, aku menghapusnya. Kata-kata itu lenyap, secepat embun pagi yang disapu mentari. Secepat dirimu menghilang dariku.
Cinta kita adalah istana pasir yang dibangun di tepi sungai waktu. Indah, megah, namun tak berdaya melawan arus. Kau adalah kaisar yang tak pernah bertahta, aku adalah permaisuri yang hanya hadir dalam mimpi. Kita bertemu di persimpangan takdir yang salah, di antara musim semi yang tak pernah tiba dan musim gugur yang tak pernah berakhir.
Setiap malam, aku berjalan di sepanjang lorong-lorong istana jiwa, mencari jejakmu. Aku menyusuri taman-taman kenangan, mencium aroma bunga plum yang dulu kau hadiahkan. Tapi yang kutemukan hanyalah gaung tawamu, bayangan sentuhanmu, dan serpihan-serpihan harapan yang hancur.
Apakah kau nyata? Ataukah hanya ilusi yang diciptakan oleh hatiku yang kesepian? Kadang, aku merasa kau adalah tokoh utama dalam novel yang sedang kubaca, lukisan yang sedang kulukis, melodi yang sedang kurangkai. Tapi kemudian, angin berbisik, mengingatkanku bahwa kau adalah kenangan. Kenangan yang begitu indah, hingga terasa lebih nyata dari kenyataan.
Pengungkapan: Suatu malam, saat hujan gerimis menyelimuti kota, aku menemukan sebuah kotak tua di loteng. Di dalamnya, terdapat sepucuk surat yang belum pernah terkirim. Tulisan tangannya... Tulisan tanganmu. Kau menulis tentang mimpi yang sama, tentang istana pasir yang sama, tentang cinta yang tak pernah terwujud. Di akhir surat itu, tertera satu kalimat: "Aku menghapus 'Aku kangen' karena aku takut... kau sudah melupakanku."
Misteri terpecahkan. Tapi keindahannya justru membuat luka ini menganga lebih lebar. Aku tidak lupa. Bagaimana mungkin aku bisa lupa?
Bisikan dari masa lalu, "...tidurlah, cintaku, dan bermimpilah tentang kita..."
You Might Also Like: 43 Rahasia Sunscreen Lokal Dengan Zinc
Post a Comment