Aku Menunggumu Bahkan Setelah Takdir Berhenti Bekerja
Aroma dupa cendana menyeruak di antara rak-rak buku kuno. Mei, seorang kurator perpustakaan berusia 23 tahun di kota Shanghai yang modern, selalu merasa asing. Mimpi-mimpi aneh menghantuinya; jubah sutra merah membara, pedang yang berlumuran darah, dan tatapan penuh kebencian yang menusuk kalbunya.
"Lagi-lagi mimpi itu?" gumamnya suatu malam, memijat pelipisnya yang berdenyut.
Sejak kecil, Mei tertarik pada artefak kuno. Ia merasa ada benang tak kasat mata yang menghubungkannya dengan masa lalu. Sebuah lukisan gulung baru saja tiba di perpustakaan. Lukisan seorang wanita berpakaian prajurit, wajahnya anggun namun menyimpan duka mendalam. Di bawah lukisan itu tertulis: Jenderal Li Wei.
Saat Mei menyentuh gulungan itu, kilatan! Penglihatan menghantamnya bagai tsunami. Ia melihat dirinya, Jenderal Li Wei, berdiri di medan perang, dikhianati oleh orang yang paling ia percayai: Perdana Menteri Zhao, kekasihnya. Zhao, yang haus kekuasaan, menusuknya dari belakang demi merebut takhta.
Hari-hari berikutnya, Mei terobsesi. Ia mencari semua catatan tentang Jenderal Li Wei dan Perdana Menteri Zhao. Semakin ia tahu, semakin jelas ingatan itu. Rasa sakit, pengkhianatan, dan dendam membara di dadanya.
Suatu siang, seorang kolektor barang antik bernama Zhao Yi mengunjungi perpustakaan. Zhao Yi, pria paruh baya yang karismatik, tertarik pada lukisan Jenderal Li Wei. Saat mata mereka bertemu, Mei membeku. Itulah dia. Zhao, dalam wujud yang lain.
"Nona Mei, Anda sangat mengagumi lukisan ini?" tanyanya dengan senyum menawan.
Mei hanya mengangguk, jantungnya berdebar kencang. Ia ingat janjinya, janjinya untuk membalas dendam, bukan dengan darah, tetapi dengan keadilan.
Beberapa minggu kemudian, Zhao Yi mengundang Mei untuk makan malam. Ia menceritakan ambisinya untuk mendirikan museum yang merayakan sejarah Tiongkok. Mei pura-pura tertarik, sambil merencanakan langkahnya.
Di puncak karir Zhao Yi, Mei mengungkapkan sebuah rahsia. Ia memberikan bukti yang tak terbantahkan bahwa Zhao Yi, melalui perusahaan-perusahaan cangkang, telah menyelundupkan artefak kuno ke luar negeri. Skandal itu menghancurkan reputasinya, ambisinya hancur berkeping-keping.
Zhao Yi, dengan amarah yang memuncak, menemui Mei di perpustakaan. "Kau! Kau tahu siapa aku?"
Mei menatapnya, senyum tipis menghiasi bibirnya. "Aku tahu kau adalah Zhao. Dan aku, Jenderal Li Wei, akhirnya bisa beristirahat dengan tenang."
Ia pergi, meninggalkan Zhao Yi yang terpaku di perpustakaan yang sunyi. Kebenaran yang dingin menusuk jiwanya. Dendam telah terbalaskan, bukan dengan darah, melainkan dengan takdir yang diubah.
Di bawah cahaya rembulan, Mei menatap lukisan Jenderal Li Wei. "Penantian ini…baru saja dimulai."
You Might Also Like: 0895403292432 Jual Skincare Non_23
Post a Comment