Cerpen Keren: Tahta Yang Bergetar Saat Nama Itu Disebut

Tahta yang Bergetar Saat Nama Itu Disebut

Aroma dupa cendana membelai indra penciumanku. Pandanganku menerawang, melewati sutra-sutra berukir naga emas, menembus pilar-pilar istana yang menjulang. Aku, Lin Yue, seharusnya bahagia. Aku adalah Permaisuri di usia muda, istri Kaisar Li Wei, pria yang dianggap paling beruntung di seluruh daratan. Tapi, kegelapan merayapi hatiku.

Dunia ini terasa familiar, namun asing. Seperti potongan-potongan lukisan yang tercecer, ingatan masa lalu berkelebat: kilau pedang di bawah rembulan berdarah, teriakan putus asa, dan pengkhianatan.

Li Wei… senyumnya memesona, suaranya bagai melodi. Tapi di balik itu, ada sesuatu yang dingin, yang terasa begitu akrab… dan menakutkan.

Aku sering bermimpi. Mimpi tentang istana lain, tentang gelar lain: Putri Mahkota Ling. Mimpi tentang cinta yang bersemi di taman bunga persik, dan janji setia di bawah bintang-bintang. Mimpi tentang racun, tentang kejatuhan, dan tentang tangan berlumuran darah yang menjulur ke arahku.

Semakin aku menggali ingatan itu, semakin jelaslah gambaran yang mengerikan. Di kehidupan sebelumnya, aku, Putri Ling, dibunuh oleh kekasihku, Pangeran Li Wei, demi tahta. Dia, yang kupercayai sepenuh hati, adalah arsitek kehancuranku!

Sekarang, reinkarnasi membawaku kembali, menjadikanku Permaisurinya. Takdir yang ironis! Dendam membara di hatiku. Tapi balas dendam bukanlah dengan pedang dan darah. Balas dendamku adalah… KEPUTUSAN.

Aku menyadari, Kaisar Li Wei merindukan seorang pewaris. Seorang putra untuk melanjutkan dinastinya. Malam itu, di bawah rembulan yang sama dengan malam pengkhianatan dulu, aku menatap matanya.

"Yang Mulia," bisikku, suaraku halus bagai sutra. "Aku... tidak bisa mengandung."

Raut wajahnya berubah. Kecewa, marah, dan… takut. Sempurna. Tanpa pewaris, tahtanya akan rapuh. Kekuatan dinastinya akan melemah. Bayangan keraguan dan intrik akan terus menghantuinya. Inilah balas dendamku. Bukan kematiannya, melainkan KERAGUAN yang abadi.

Aku telah mengubah takdir. Istana ini mungkin terlihat sama, tetapi fondasinya telah bergetar. Tahta yang ia rebut dengan darah dan pengkhianatan akan selamanya diliputi bayang-bayang.

Aku menatap langit malam, dan berbisik, "Pengkhianatan dibayar dengan pengkhianatan... Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya JIKA kita bertemu lagi."

You Might Also Like: Gout Signs And Symptoms Are Sweet

Post a Comment