Langit MERAH karat, bukan senja romantis, lebih ke pertanda kiamat diskon akhir musim. Hujan asam menjilat aspal yang pecah, dan aroma nostalgia mie instan rasa kenangan menusuk hidung. Inilah Jakarta, 2047. Kota yang lebih banyak error daripada harapan.
Di kafe usang bernama "Senja di Pixel", Lin Wei mengetik. Jarinya menari di atas keyboard hologram, merangkai kata untuk Xiao Chen, cintanya yang hilang... entah ke mana. Pesan terakhir mereka: "Sedang mengetik..." Dua tahun lalu. Dua tahun yang terasa seperti abad digital.
"Xiao Chen, apa kabarmu di sana?" bisiknya pada layar yang menampilkan avatar kosong. Sinyal HILANG. Lagi.
Sementara itu, di reruntuhan Kota Terlarang, 1928, Xiao Chen menatap surat di tangannya. Tinta luntur, kertas rapuh, tapi aroma melati dari Lin Wei masih terasa. Surat itu bertanggal 2047. Mustahil. Tapi di matanya, tergambar jelas gambaran masa depan yang hancur, gambaran seorang wanita yang mencari dirinya.
"Wei, di mana kau?" gumamnya, suaranya tenggelam dalam deru angin yang membawa aroma mesiu dan harapan.
Mereka berdua mencari. Lin Wei mencari di antara data yang berceceran, di antara kenangan yang terfragmentasi, di antara janji yang tinggal nama. Xiao Chen mencari di antara reruntuhan kekaisaran, di antara takdir yang belum tertulis, di antara masa depan yang terbayang di mimpi.
Suatu malam, saat bulan digital bersinar terlalu terang, Lin Wei menemukan retakan. Sebuah glitch kecil di timeline. Sebuah koneksi aneh. Ia melihat bayangan Xiao Chen, redup tapi nyata, di pantulan genangan air hujan.
"Xiao Chen?!" serunya.
Di saat yang sama, Xiao Chen merasakan sentuhan dingin di pipinya, seolah ada tangan yang menyentuhnya dari kejauhan. Ia melihat kilasan cahaya, suara bising digital, dan aroma mie instan yang aneh.
Mereka bertemu. Bukan secara fisik, tapi dalam dimensi antara. Ruang hampa yang berdenyut dengan energi error. Di sana, di tengah kekacauan visual, mereka saling berpelukan. Pelukan yang dingin, hampa, tapi penuh kerinduan.
Dan kemudian, mereka mengerti. Mereka bukan dua orang yang terpisah oleh waktu, tapi dua bagian dari satu jiwa yang terfragmentasi. Dua echo dari kehidupan yang seharusnya ada, tapi tidak pernah benar-benar terjadi. Cinta mereka hanyalah resonansi dari kemungkinan yang gagal. Sebuah FATAL ERROR.
Saat pelukan mereka menguap menjadi debu digital dan debu sejarah, Lin Wei mendengar suara Xiao Chen, hanya sekali, sebelum segalanya gelap.
"Wei… ingat… kunci ada di…"
You Might Also Like: 0895403292432 Agen Kosmetik Supplier
Post a Comment