Ini Baru Cerita! Kau Berkata Akan Menghapus Semua Dosa, Tapi Aku Yang Tak Ingin Ditebus

Kau Berkata Akan Menghapus Semua Dosa, Tapi Aku yang Tak Ingin Ditebus

Aroma dupa cendana menyesaki udara kedai teh Yuelao di sudut kota Shanghai yang sibuk. Di sanalah, Lin Mei, seorang pelukis muda dengan mata sewarna rembulan, sering termenung. Lukisannya dipenuhi bunga Mandala, bunga yang konon melambangkan reinkarnasi dan kesempurnaan. Tapi, hatinya dipenuhi kesedihan yang aneh, seolah berasal dari kehidupan yang bukan miliknya.

Setiap malam, Lin Mei bermimpi tentang istana megah dengan taman bunga persik yang selalu mekar. Di sana, seorang Wanita Bangsawan, dengan gaun sutra berwarna merah darah, berdiri di bawah pohon sakura yang berguguran. Wanita itu berbisik penuh penyesalan, "Maafkan aku, Li Wei..."

Nama Li Wei terngiang di benaknya. Siapakah dia? Mengapa nama itu terasa begitu familiar sekaligus menyakitkan?

Suatu sore, seorang pria memasuki kedai teh. Namanya Jiang Feng, seorang pengusaha muda yang sukses. Matanya setajam elang, namun senyumnya menyimpan sesuatu yang kelam. Saat Jiang Feng mendekat, Lin Mei merasakan jantungnya berdebar kencang. DEJA VU. Bayangan istana, pohon persik, dan wanita berbaju merah melintas di benaknya dengan KEJAM.

"Lin Mei?" sapa Jiang Feng, suaranya bagai beludru. "Aku mencari lukisanmu. Kudengar kau melukis bunga Mandala yang sangat indah."

Lin Mei menatapnya curiga. "Anda mengenal saya?"

Jiang Feng tersenyum misterius. "Kita... pernah bertemu di suatu tempat. Mungkin dalam mimpi."

Pertemuan demi pertemuan terjadi. Jiang Feng terus mendekati Lin Mei, berusaha menembus pertahanannya. Ia menceritakan kisah tentang seorang jenderal yang dikhianati kekasihnya sendiri di masa lalu. Sang kekasih, terpaksa melakukannya demi menyelamatkan keluarganya dari hukuman mati. Jenderal itu meninggal dengan hati hancur.

Lin Mei mendengarkan dengan seksama. Semakin ia mendengar, semakin jelas pula ingatannya. Wanita Bangsawan itu adalah dirinya di kehidupan sebelumnya. Jenderal Li Wei adalah... Jiang Feng. Ia dikhianati, difitnah, dan dieksekusi atas perintah kaisar yang terpengaruh hasutan dari musuh Li Wei sendiri. Wanita itu, Li Mei (nama masa lalunya), dipaksa untuk menjadi saksi palsu.

Jiang Feng, atau Li Wei di kehidupan lampau, kini berdiri di hadapannya. Ia ingin menebus dosa-dosa masa lalu. Ia ingin Lin Mei memaafkannya.

"Aku tahu apa yang kau rasakan, Lin Mei," kata Jiang Feng suatu malam, di bawah rembulan purnama. "Aku tahu kau adalah Li Mei. Aku tahu kau mengingat semuanya. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Aku ingin membuatmu bahagia."

Lin Mei menatap Jiang Feng dengan dingin. Air matanya mengalir, bukan karena kesedihan, melainkan karena kemarahan yang membara. "Kau berkata akan menghapus semua dosa," bisiknya. "Tapi aku yang tak ingin ditebus."

Ia mengambil kuas dan kanvas. Ia melukis bunga Mandala yang terakhir. Ia melukis dirinya, bukan sebagai Li Mei yang lemah, melainkan sebagai Lin Mei yang kuat. Ia melukis takdir barunya.

Di hadapan Jiang Feng, Lin Mei merobek lukisan bunga persik yang belum selesai. Ia merobek masa lalunya. Ia memilih untuk tidak terikat lagi dengan dendam dan penyesalan. Ia memilih untuk bebas.

"Aku tidak membutuhkanmu, Li Wei," kata Lin Mei. "Aku tidak membutuhkan penebusan dosamu. Aku memilih takdirku sendiri."

Ia pergi, meninggalkan Jiang Feng yang terpaku di bawah rembulan. Ia pergi menuju masa depan yang tak tertulis, masa depan yang ia ciptakan sendiri.

Dan, ribuan tahun lagi, mungkin kita akan bertemu lagi, tapi aku tidak akan menjadi orang yang sama.

You Might Also Like: Agen Skincare Penghasilan Tambahan Kota

OlderNewest

Post a Comment