Kisah Seru: Ia Menghapus Semua Chat, Tapi Tak Bisa Menghapus Jejakku Di Screenshot-nya

Ia Menghapus Semua Chat, Tapi Tak Bisa Menghapus Jejakku di Screenshot-nya

Lorong istana Chang'an bergemuruh sunyi. Hanya obor-obor remang yang menari, melemparkan bayangan panjang yang menyesatkan di dinding-dinding berlumut. Kabut tebal menyelimuti puncak Tai Shan, menyimpan rahasia kelam yang selama lima belas tahun tidur di balik tabir. Lima belas tahun… waktu yang cukup untuk mengubah segalanya, atau justru mengukuhkan takdir.

Lin Yue, wanita yang dulu dikenal sebagai "Putri Yang Hilang", kembali. Wajahnya tersembunyi di balik cadar sutra hitam, namun matanya… mata itu menusuk, menembus topeng kepalsuan yang menutupi hati setiap orang di ruangan itu.

Di hadapannya berdiri Kaisar Li Wei, saudara tirinya, yang telah memerintah kerajaan dengan tangan besi sejak "kematiannya". Ia tampak terkejut, namun kilat di matanya adalah kalkulasi dingin.

"Lin Yue? Apakah… ini benar-benar kau?" Suaranya, yang dulu lembut, kini bergetar tipis.

Lin Yue hanya tersenyum tipis, senyum yang tak mencapai matanya. "Saudaraku Kaisar, bukankah kau yang paling tahu jawabannya?"

Udara di ruangan itu membeku. Lin Yue berjalan mendekat, setiap langkahnya adalah simfoni teror bagi para pejabat yang menyaksikan. Ia berhenti tepat di depan Li Wei, mengangkat tangannya, dan membuka cadarnya perlahan.

Wajahnya masih cantik, meski dihiasi bekas luka samar di pipi kiri. Luka itu… adalah pengingat bisu akan pengkhianatan.

"Kau berusaha keras, Li Wei. Menghapus semua jejakku. Memastikan semua orang percaya aku telah meninggal di jurang Tai Shan. Kau bahkan menghapus semua chat kita, bukan?" bisiknya, suaranya selembut sutra namun setajam pisau.

Li Wei menelan ludah. "Aku… aku hanya ingin melindungimu."

Lin Yue tertawa pelan, tawa tanpa kehangatan. "Melindungiku? Dengan cara mencoba membunuhku? Sayangnya, saudaraku, kau lupa. Sebelum kau menghapus chat itu, aku telah mengambil screenshot. Semua bukti… ada padaku."

Ia mengeluarkan gulungan lontar usang dari balik jubahnya. Gulungan itu berisi transkrip pesan rahasia antara dirinya dan Li Wei, bukti konspirasi untuk menjatuhkan ayahnya, Kaisar terdahulu. Bukti bahwa Li Wei sendiri yang memerintahkan pembunuh bayaran untuk "menghilangkannya".

"Kau pikir aku mati, Li Wei. Kau pikir kau aman. Tapi kau salah. Aku telah mengamati kalian semua selama lima belas tahun. Aku telah membiarkanmu membangun kerajaanku, menghancurkannya, dan kini… tiba saatnya untuk menuai apa yang kau tabur."

Li Wei mundur selangkah. Wajahnya pucat pasi. Ia menyadari, terlalu terlambat, bahwa ia telah jatuh ke dalam perangkap yang sempurna.

Lin Yue memandang para pejabat istana, mata mereka terbelalak ketakutan. "Selama bertahun-tahun, kalian mengira Li Wei adalah korban… Kalian salah. Dialah dalang dari semua ini. Dan aku… aku hanya memberinya tali yang cukup panjang untuk menggantung dirinya sendiri."

Lin Yue memutar tumitnya, berbalik, dan berjalan keluar dari lorong istana yang gelap. Bayangannya memanjang, menelan ruangan itu dalam kegelapan.

Dan saat itulah, semua orang menyadari bahwa permainan ini, sedari awal, dimainkan oleh seorang ahli.

You Might Also Like: Jualan Kosmetik Bimbingan Bisnis Online

Post a Comment